TUGAS
KIMIA FARMASI ANALISIS I
ASAM
MEFENAMAT
Oleh
:
DIDIK
SULAIMAN
(
0943050023)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
DESKRIPSI
:
Synonyms. Acidum Mefenamicum;
CI-473; CN-35355; INF-3355.
Asam Mefenamat
adalah termasuk obat pereda nyeri yang digolongkan sebagai NSAID (Non Steroidal
Antiinflammatory Drugs). Asam mefenamat biasa digunakan untuk mengatasi
berbagai jenis rasa nyeri, namun lebih sering diresepkan untuk mengatasi sakit
gigi, nyeri otot, nyeri sendi dan sakit ketika atau menjelang haid. Seperti
juga obat lain, tentunya asam mefenamat dapat menyebabkan efek samping.
Contoh yang sering terjadi adalah merangsang dan merusak lambung. Sebab itu, asam mefenamat sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang mengidap gangguan lambung,dan sebaiknya diberikan pada saat lambung tidak dalam kondisi kosong atau setelah makan
Contoh yang sering terjadi adalah merangsang dan merusak lambung. Sebab itu, asam mefenamat sebaiknya tidak diberikan pada pasien yang mengidap gangguan lambung,dan sebaiknya diberikan pada saat lambung tidak dalam kondisi kosong atau setelah makan
Nama Dagang
- Analspec - Asam Mefenamat - Asimat - Benostan- Cetalmic - Corstanal - Dolfenal - Dolodon
- Dolos - Dystan - Fargetix - Gitaramin
- Lapistan - Licostan - Mectan - Mefast
- Mefinter - Mefix - Molasic - Nichostan
- Opistan - Pehastan - Ponalar - Poncofen
- Pondex - Ponsamic - Ponstan - Ponstelax
- Solasic - Stanalin - Stelpon - Topgesic
- Ponstel
- Analspec - Asam Mefenamat - Asimat - Benostan- Cetalmic - Corstanal - Dolfenal - Dolodon
- Dolos - Dystan - Fargetix - Gitaramin
- Lapistan - Licostan - Mectan - Mefast
- Mefinter - Mefix - Molasic - Nichostan
- Opistan - Pehastan - Ponalar - Poncofen
- Pondex - Ponsamic - Ponstan - Ponstelax
- Solasic - Stanalin - Stelpon - Topgesic
- Ponstel
Rumus bangun
Rumus molekul
: C15H15NO2
Berat Molekul
: 241.29
Farmakologi
Kerja Asam mefenamat adalah seperti
obat golongan AINS lain yaitu menghambat sintesa prostaglandin dengan
menghambat kerja enzim cyclooxygenase/PGHS (COX-1 & COX-2). Efek anti
inflamasi, analgetik & antipiretik merupakan dipercaya dari kerja
menghambat COX-2.
Efek anti inflamasi mungkin juga
dihasilkan dari kerja menghambat biosintesis dari mukopolisakarida. Efek
antipiretik diduga akibat hambatan sintesa prostaglandin di CNS.
Sifat fisika
- Pemerian : Serbuk hablur, putih atau hampir putih; melebur
pada suhu lebih kurang 230˚ disertai peruraian.
-Praktis tidak larut dalam air; sukar larut dalam dalam metanol, larut 1 dalam 185 etanol, 1 dalam 150
kloroform, dan 1 dari 80 eter; dan larut dalam larutan hidroksida
alkali.
ORGANOLEPTIS
ð Warna :
putih atau hampir putih
- Rasa : tidak berasa
- Bau : tidak berbau
- Bentuk : Serbuk hablur
- Rasa : tidak berasa
- Bau : tidak berbau
- Bentuk : Serbuk hablur
ð Kelarutan
: Larut dalam larutan alkali hidroksida, agak sukar larut dalam kloroform,
sukar larut dalam etanol dan metanol, praktis tidak larut dalam air.
ð Titik
lebur : ± 230 0C
ð pKa/pKb
: 4,2
ð pH
larutan : 4-7
ð Stabilitas
:
- Terhadap cahaya => lebih mudah terurai dengan adanya cahaya.
- Terhadap Udara => Higroskopis dan mudah terurai dengan adanya udara.
- Terhadap cahaya => lebih mudah terurai dengan adanya cahaya.
- Terhadap Udara => Higroskopis dan mudah terurai dengan adanya udara.
Sumber :Farmakope Indonesia IV hal.43
DOSIS
DAN PEMBERIAN :
Dewasa: Awal 500 mg kmdn 250 mg tiap 6 jam, Maks 7 hari.
PO : Berikan segera sesudah makan
Dewasa dan anak di atas 14 tahun :
Dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam.
Dismenore
500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi ataupun sakit dan dilanjutkan selama 2-3 hari.
Menoragia
500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi dan dilanjutkan selama 5 hari atau sampai perdarahan berhenti.
Dewasa: Awal 500 mg kmdn 250 mg tiap 6 jam, Maks 7 hari.
PO : Berikan segera sesudah makan
Dewasa dan anak di atas 14 tahun :
Dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam.
Dismenore
500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi ataupun sakit dan dilanjutkan selama 2-3 hari.
Menoragia
500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi dan dilanjutkan selama 5 hari atau sampai perdarahan berhenti.
PENGARUH
- Terhadap Kehamilan : Tidak direkomendasikan untuk
digunakan oleh wanita hamil. Terutama pada akhir masa kehamilan atau saat
melahirkan karena efeknya pada sistem kardiovaskular fetus (penutupan prematur
duktus arteriosus) & kontraksi uterus.
- Terhadap Ibu Menyusui : Didistribusikan melalui air susu
ibu, sehingga tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh ibu yg sedang
menyusui.
- Terhadap Anak-anak : Belum ada studi ttg keamanan &
efikasi penggunaan asam mefenamat pada pasien anak dibawah 14 thn. Belum ada
studi tentang keamanan untuk anak
- Terhadap Hasil Laboratorium : Dapat menyebabkan reaksi
false-positif tes urin menggunakan tes tablet diazo.
EFEK SAMPING
·
Gangguan
lambung : tidak nafsu makan, sakit abdomen, sembelit, diare, dispepsi, kembung,
rasa terbakar, mual, tukak lambung, muntah, mulut kering hingga pendarahan
lambung.
·
Efek
pada darah : penurunan hematokrit (pemakaian jangka lama), anemia,
memperpanjang waktu pendarahan, eusinopili, epstaxis, leucopenia, thrombo,
cytopenia, trombositopenia, menghambat agregasi platelet.
·
Efek
pada sistem syaraf : pusing, sakit kepala, ketakutan, bingung, depresi,
bermimpi, sulit tidur, cemas, gemetaran, berputar, halusinasi.
·
Efek
pada mata / pendengaran : tinitus, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran,
sembab mata.
·
Efek
pada ginjal : abnormalitas fungsi ginjal, disuria, hematouria, hiperkalemia,
cystitis, nephrotic sindrom, oligouria / poliuria, proteinuria sampai gagal ginjal.
·
Effek
pada hati : peningkatan hasil test fungsi hati (SGOT, SGPT) sekitar >3 kali
nilai normal. Hepatitis, jaundice, kerusakan hati, kolik.
Efek samping lain : gatal, bentol,
kemerahan, fotosensitif, reaksi anafilaksis, Stevens-Johnson sindrome, bengkak,
CHF, hipertensi, takikardi, aritmia, hypotensi, miocardial infark, demam,
infeksi, sepsis, perubahan berat badan, asma, hipergikemi, pankreatitis,
pneumonia, depresi pernafasan.
INDIKASI
Nyeri. Dismenore (gangguan nyeri
saat haid). Anti-piretik (demam pada anak karena infeksi)
Sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot tulang , nyeri karena luka, nyeri setelah
operasi, nyeri setelah melahirkan, dismenore, nyeri reumatik, nyeri tulang
belakang.
KONTRAINDIKASI
Adanya
riwayat hipersensitif berupa gatal-gatal, angioedem, bronchospasm, rhinitis
berat, atau syok oleh Aspirin atau golongan AINS lain. Pasien dengan riwayat
gangguan saluran cerna. Pasien hamil trimester ke-3. Pasien menyusui (atau
hentikan menyusui).
INTERAKSI
ð Dengan
Obat Lain :
·
Obat
yg terikat pada protein plasma : Menggeser ikatan dengan protein plasma,
sehingga dapat meningkatkan efek samping (contoh : hidantoin, sulfonylurea).
·
Obat
antikoagulan & antitrombosis : Sedikit memperpanjang waktu prothrombin
& Waktu thromboplastin parsial. Jika Pasien menggunakan antikoagulan
(warfarin) atau zat thrombolitik (streptokinase), waktu prothrombin harus
dimonitor.
·
Lithium
: Meningkatkan toksisitas Lithium dengan menurunkan eliminasi lithium di
ginjal.
·
Obat
lain yang juga memiliki efek samping pada lambung : Kemungkinan dapat
meningkatkan efek samping terhadap lambung.
Over Dosis
- Tanda dan gejala : mengantuk, pusing , mual, muntah, diare, ruam kulit,
diskrasias darah
- Pengobatan : kosongkan lambung dengan merangsang muntah atau dengan bilas
lambung diikuti dengan activated charcoal. Beri pengobatan simptomatis dan
berikan tindakan suportif, sesuai dengan indikasinya
ð Dengan
Makanan :
Makanan mengurangi kecepatan
absorpsi tetapi tidak mengurangi jumlah yang
diabsorpsi
diabsorpsi
Bentuk Sediaan
Kapsul 250 mg, Kaplet 500 mg
STABILITAS PENYIMPANAN
Disimpan dalam wadah tertutup rapat,
pada suhu antara 15-30°C
Kromatografi Lapis Tipis
System
TA—Rf 96; system TD—Rf 41; system TE—Rf 11; system TF—Rf 48; system TG—Rf 32;
system TAD—Rf 54; system TAE—Rf 87; system TAJ—Rf 68; system TAK—Rf 86; system
TAL—Rf 95. (Chromic acid solution, green.)
Kromatografi Gas
System
GA- GA—mefenamic acid RI 2201, mefenamic acid-MeRI
2069; system GB—RI 2370; system GD—mefenamic acid-Me RRT 1.45 (relative to n-C16H34).
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
System
HD—k 21.1; system HV—RRT 0.95 (relative to meclofenamic acid); system HX—RI
661; system HY—RI 686; system HAY—Retention time 9.8 min; system
HAX—Retention time 13.1 min.
Spektrum Ultraviolet
Acid
methanol—279 (A11=357a), 350; aqueous alkali—285 (A11=420a,
322 nm).
Spektrum Infra-merah
Principal
peaks at wavenumbers 1255, 1647, 1572, 1504, 757, 1163 cm−1
(KBr disk).
Mass
Spectrum
Principal
ions at m/z 223, 241, 208, 222, 194, 180, 77, 224; 3′-carboxymefenamic
acid 44, 180, 209, 227, 223, 77, 208, 179; 3′-hydroxymethylmefenamic acid 209,
257, 180, 208, 210, 77, 44, 194.
Peritungan
Dalam serum: batas deteksi 1
g / L, L-FID. J. Dusci dan L. P. Hackett, J. Chromatogr,
1978., 161, 340-342.
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
Dalam plasma: asam mefenamat dan asam flufenamic, deteksi UV-C. K. Lin et al, J.. Pharm. Sci, 1980., 69, 95-97. Dalam plasma atau serum: asam mefenamat dan NSAID lainnya, deteksi P-UV. J. Streete, J. Chromatogr, 1989., 495, 179-193. Dalam serum: asam mefenamat dan ibuprofen, batas deteksi untuk asam mefenamat 0,1 mg / L, K-deteksi UV. Yamashita et al, J.. Chromatogr, 1991., 570, 329-338. Dalam plasma: asam mefenamat dan indometacin, batas deteksi untuk asam mefenamat 80 mg / L, deteksi UV-aku. Niopas dan K. Mamzoridi, J. Chromatogr. B Biomed. Appl, 1994., 656, 447-450. Dalam urin: asam mefenamat dan NSAID lainnya, batas kuantifikasi untuk asam mefenamat 50 ug / L, deteksi T-UV. Hirai dkk, J.. Chromatogr. B Biomed. Sci. Appl, 1997., 692, 375-388. Dalam urin: asam mefenamat dan turunan asam antranilat, batas deteksi untuk asam mefenamat sekitar 2 mg / L, E-deteksi UV. Mikami dkk, J.. Chromatogr. B Biomed. Sci. Appl, 2000., 744, 81-89.
Dalam plasma: asam mefenamat dan asam flufenamic, deteksi UV-C. K. Lin et al, J.. Pharm. Sci, 1980., 69, 95-97. Dalam plasma atau serum: asam mefenamat dan NSAID lainnya, deteksi P-UV. J. Streete, J. Chromatogr, 1989., 495, 179-193. Dalam serum: asam mefenamat dan ibuprofen, batas deteksi untuk asam mefenamat 0,1 mg / L, K-deteksi UV. Yamashita et al, J.. Chromatogr, 1991., 570, 329-338. Dalam plasma: asam mefenamat dan indometacin, batas deteksi untuk asam mefenamat 80 mg / L, deteksi UV-aku. Niopas dan K. Mamzoridi, J. Chromatogr. B Biomed. Appl, 1994., 656, 447-450. Dalam urin: asam mefenamat dan NSAID lainnya, batas kuantifikasi untuk asam mefenamat 50 ug / L, deteksi T-UV. Hirai dkk, J.. Chromatogr. B Biomed. Sci. Appl, 1997., 692, 375-388. Dalam urin: asam mefenamat dan turunan asam antranilat, batas deteksi untuk asam mefenamat sekitar 2 mg / L, E-deteksi UV. Mikami dkk, J.. Chromatogr. B Biomed. Sci. Appl, 2000., 744, 81-89.
Disposisi Dalam Tubuh.
Mudah diserap setelah pemberian oral. Dimetabolisme oleh hidroksilasi dari kelompok 3'-metil diikuti dengan oksidasi untuk menghasilkan metabolit 3'-karboksi; konjugasi glukuronida. Sekitar 52% dari dosis diekskresikan dalam urin dalam 48 jam, 6% sebagai asam mefenamat dan 46% lainnya sebagai metabolit terkonjugasi; sekitar 20% dari dosis dihilangkan dalam kotoran, sebagian besar sebagai unconjugated 3'-carboxymefenamic asam. Melacak jumlah asam mefenamat dapat hadir dalam ASI.
Mudah diserap setelah pemberian oral. Dimetabolisme oleh hidroksilasi dari kelompok 3'-metil diikuti dengan oksidasi untuk menghasilkan metabolit 3'-karboksi; konjugasi glukuronida. Sekitar 52% dari dosis diekskresikan dalam urin dalam 48 jam, 6% sebagai asam mefenamat dan 46% lainnya sebagai metabolit terkonjugasi; sekitar 20% dari dosis dihilangkan dalam kotoran, sebagian besar sebagai unconjugated 3'-carboxymefenamic asam. Melacak jumlah asam mefenamat dapat hadir dalam ASI.
Toksisitas.
Efek toksik biasanya berhubungan dengan konsentrasi plasma yang lebih besar dari 10 g / L.
Efek toksik biasanya berhubungan dengan konsentrasi plasma yang lebih besar dari 10 g / L.
0 komentar:
Posting Komentar